TEMPAT PARA PECINTA MUSIK TRENDING YANG KEKINIAN BANGET
Meskipun sering dianggap “kurang berharga” dibanding Blackface, Silverface sebenarnya punya karakter unik, daya tahan tinggi, dan suara powerful yang sangat cocok untuk berbagai kebutuhan musik.
Setelah era Blackface yang legendaris, Fender memasuki babak baru dengan desain Fender Silverface Amplifiers yang diperkenalkan pada tahun 1967, tak lama setelah perusahaan diakuisisi oleh CBS (Columbia Broadcasting System). Era ini berlangsung dari 1967 hingga awal 1980-an, dan menjadi masa yang penuh perubahan—baik secara desain, sirkuit, maupun filosofi produksi.
Meskipun sering dianggap “kurang berharga” dibanding Blackface, Silverface sebenarnya punya karakter unik, daya tahan tinggi, dan suara powerful yang sangat cocok untuk berbagai kebutuhan musik.
Panel kontrol berwarna perak metalik (silver) dengan aksen biru
Grill cloth perak-abu-abu, kadang dengan motif “drip edge” (pinggiran metal)
Tolex tetap hitam, tapi casing dan faceplate mulai lebih modern
Logo Fender biasanya lebih besar, kadang dengan garis biru khas CBS era
Lebih clean dan bright dari Blackface
Headroom lebih besar, cocok untuk pemain yang mengandalkan efek eksternal
Respons dinamis yang tetap hangat tapi sedikit lebih “scooped” (mid-range lebih ringan)
Cocok untuk gaya bermain yang clean, funk, country, dan jazz
CBS melakukan sejumlah modifikasi yang membuat ampli Silverface berbeda:
Beberapa model mengalami pengurangan negative feedback untuk suara lebih keras dan agresif
Penambahan fitur seperti master volume dan pull boost (pada model tahun 70-an)
Ada versi “ultralinear” (seperti Twin Reverb 135 watt) dengan headroom yang sangat tinggi
CBS memfokuskan pada produksi dalam skala besar yang lebih terjangkau
Beberapa purist menganggap penurunan kualitas terjadi, meskipun banyak model tetap handal dan diburu
Model | Daya | Ciri Khas |
---|---|---|
Princeton Reverb SF | ~12–15 watt | Lebih bright, reverb & tremolo tetap cantik |
Deluxe Reverb SF | ~22 watt | Clean tone lebih tajam, ideal untuk pedal |
Twin Reverb SF | ~85–135 watt | Ultra-clean, cocok untuk panggung besar |
Super Reverb SF | ~45 watt | Punchy, cocok untuk blues, funk, soul |
Bassman 100/135 | ~100–135 watt | Head amp powerhouse, bass/gitar fleksibel |
Vibrolux Reverb SF | ~35 watt | Clean sparkle, tremolo klasik Fender |
Meski sering dibayangi oleh reputasi Blackface, banyak Silverface amps justru:
✅ Lebih terjangkau secara harga vintage
✅ Tetap menggunakan tabung dan komponen berkualitas tinggi (terutama edisi awal)
✅ Mod-friendly — banyak teknisi bisa mengubahnya kembali ke spek Blackface (Blackfacing)
✅ Cocok untuk genre modern seperti indie, alternative, shoegaze, dan banyak lagi
Fitur | Blackface | Silverface |
---|---|---|
Warna Panel | Hitam | Silver + biru |
Karakter Suara | Warm, balanced | Bright, clean, lebih banyak headroom |
CBS Modifikasi | Tidak ada | Banyak (tergantung tahun) |
Cocok untuk | Blues, rock klasik | Country, funk, jazz, pop |
Harga Pasaran | Lebih mahal | Lebih terjangkau, tapi naik terus |
Meski tak sepopuler Blackface di kalangan purist, banyak musisi tetap andalkan Silverface:
Albert Collins – Twin Reverb Silverface
Gilmour-era Pink Floyd (live) – Showman & Twin Reverb SF
The War on Drugs, Mac DeMarco, dan Father John Misty – banyak pakai Princeton atau Deluxe SF untuk tone indie mereka
👉 YA, jika kamu mencari:
Ampli tabung vintage yang andal tapi lebih ramah di kantong
Clean tone dengan headroom tinggi
Platform solid untuk pedalboard
Ampli untuk recording atau live tanpa kompromi kualitas
Dulu sempat diremehkan, kini Fender Silverface amplifiers kembali dicintai sebagai hidden gems di dunia gear gitar. Karakter suara yang jernih, desain klasik, dan fleksibilitas tinggi menjadikannya pilihan ideal bagi musisi modern maupun kolektor vintage.
Jika Anda membutuhkan tambahan informasi lebih lanjut klik link berikut : Yamaha Ypp-15
Disebut “Blackface” karena panel kontrol hitam khas yang menjadi ciri visual utama, amplifier ini adalah perwujudan dari clarity, dynamic range, dan keindahan tone—dari studio rekaman hingga panggung besar.
Dalam dunia amplifier gitar, tidak ada nama yang lebih legendaris dari Fender Blackface Amplifiers. Diproduksi antara tahun 1963 hingga akhir 1967, era Blackface menandai puncak kejayaan Fender dengan desain, teknologi, dan suara yang kemudian menjadi standar emas dalam industri musik.
Disebut “Blackface” karena panel kontrol hitam khas yang menjadi ciri visual utama, amplifier ini adalah perwujudan dari clarity, dynamic range, dan keindahan tone—dari studio rekaman hingga panggung besar.
Panel kontrol berwarna hitam dengan tulisan putih
Tolex hitam dengan pelindung sudut logam
Grill cloth berwarna silver atau abu-abu
Knob putih “skirted” atau "witch hat"
Layout kontrol yang mulai lebih rapi dan user-friendly
Clean tone yang super jernih dan artikulatif
Reverb dan tremolo built-in berkualitas tinggi
Breakup yang halus dan musikal saat volume tinggi
Sangat responsif terhadap picking dynamics dan pedal efek
Blackface amps dikenal dengan suara clean chimey Fender yang menjadi ciri khas banyak musisi legendaris.
Berikut adalah beberapa model ikonik dari era Blackface dan keunggulannya:
Model | Daya | Ciri Khas |
---|---|---|
Princeton Reverb | ~12–15 watt | Ringan, studio-ready, tremolo & reverb legendaris |
Deluxe Reverb | ~22 watt | Kombinasi sempurna antara clean dan overdrive ringan |
Super Reverb | ~40 watt | 4x10”, punchy, cocok untuk blues dan soul |
Twin Reverb | ~85 watt | Ultra-clean, headroom tinggi, cocok untuk pedal |
Bassman (AA864 circuit) | ~50 watt | Head amp power yang jadi inspirasi Marshall |
Vibrolux Reverb | ~35 watt | Bright, spanky, dan sangat "Fender" sounding |
Fender Blackface membawa sejumlah inovasi penting dalam amplifier:
Menggunakan tabung khusus (bias-modulated tremolo)
Efek natural dan hangat, tidak digital atau harsh
Membuat tone lebih clean dan stabil, mengurangi distorsi tidak diinginkan
Dua input dengan karakter berbeda, bisa digunakan sesuai kebutuhan gitaris
Cocok untuk pedal efek modern dan penggunaan live di volume tinggi
Beberapa nama besar yang menggunakan Blackface:
Stevie Ray Vaughan – Super Reverb
John Mayer – Deluxe Reverb & Two Rock dengan karakter Blackface
The Edge (U2) – Twin Reverb
Mike Bloomfield, Eric Clapton, Jeff Buckley – Semuanya pernah mengandalkan Blackface untuk tone andalan mereka.
Era | Karakter | Kekhasan |
---|---|---|
Tweed (1948–1959) | Warm, compressed | Overdrive cepat, earthy |
Brownface (1959–1963) | Smooth, transition | Tremolo eksotis, tone creamy |
Blackface (1963–1967) | Clean, defined | Clarity tinggi, reverb/tremolo unggulan |
Silverface (1968+) | Brighter, scooped | Lebih banyak modifikasi, debat kualitas |
✅ Tone legendaris yang cocok untuk segala genre (blues, rock, jazz, pop)
✅ Build quality vintage—komponen point-to-point hand-wired
✅ Masih digunakan oleh musisi profesional dan produser top dunia
✅ Banyak versi reissue dan handwired custom shop tersedia untuk para kolektor dan pemain
Era Blackface Fender amps bukan hanya nostalgia, tapi juga standar referensi bagi banyak ampli modern saat ini. Suara bersih yang mendalam, responsif terhadap permainan, dan kemampuan untuk bekerja sempurna dengan pedal menjadikan ampli ini tak tergantikan.
Buat kamu yang mencari tone clean legendaris dengan nuansa vintage dan kualitas studio, Blackface adalah jawabannya. Apakah itu Princeton Reverb untuk home recording, atau Twin Reverb untuk tur keliling dunia—Blackface tetap relevan dan dicintai hingga kini.
Jika Anda membutuhkan tambahan informasi lebih lanjut klik link berikut : Yamaha Ydp S30 C
Brownface dan Blonde—yang sering disebut bersama sebagai era "Brown and Blonde"
Dalam dunia amplifier gitar klasik, nama Fender selalu menjadi ikon. Setelah era Tweed yang penuh karakter dan sebelum munculnya Blackface yang bersih dan ikonik, ada satu masa transisi yang sering disebut underrated tapi sangat penting: Era Brownface, yang berlangsung antara 1959 hingga 1963.
Di masa inilah muncul dua gaya estetika dan suara yang khas, yaitu Brownface Blonde—yang sering disebut bersama sebagai era "Brown and Blonde".
Fender Brownface mengacu pada amplifier Fender yang menggunakan panel kontrol berwarna coklat dan desain kabinet yang lebih modern dari pendahulunya (Tweed). Ini adalah periode di mana Fender mulai mengeksplorasi circuitry baru, reverb built-in, dan vibrato tremolo kompleks, sambil tetap mempertahankan kehangatan suara khas mereka.
Era ini adalah titik temu antara karakter warm-nya Tweed dan clarity khas Blackface.
Panel kontrol berwarna coklat (brown)
Knob skirted “chicken-head” atau klasik pointer knob
Grill cloth yang lebih halus dari Tweed
Box lebih rapi dan profesional
Tulisan "Fender" chrome script yang mulai lebih modern
Midrange lebih seimbang dibanding Tweed
Breakup (overdrive) yang smooth dan creamy
Lebih banyak headroom (terutama di model besar)
Tremolo bias-modulated atau optically modulated, memberi tekstur suara yang indah dan hidup
Secara teknis masih termasuk dalam keluarga Brownface, Blonde Fender Amps dirancang untuk gitaris surf rock dan biasanya digunakan pada model seperti Showman, Bandmaster, dan Bassman.
Panel kontrol bisa coklat atau hitam
Tolex warna krem-putih pucat (bukan tweed)
Lebih “hi-fi”, bright dan defined
Cocok untuk genre surf, rockabilly, country
Fender mengembangkan circuit desain baru yang lebih stabil dan fleksibel
Mulai menambahkan built-in reverb dan efek tremolo berkualitas tinggi
Banyak desain modern mengambil inspirasi dari 6G circuits Brownface
Suara yang lebih versatile: bisa bersih, bisa dirty, bisa ambient
Digunakan oleh musisi seperti Steve Cropper, Dick Dale, dan Keith Richards
Banyak studio menggunakan Princeton dan Deluxe sebagai ampli rekaman utama
Meskipun singkat, era Brown and Blonde adalah fase penting dalam sejarah amplifier Fender. Ia bukan hanya masa transisi, tapi juga inovasi. Brownface memberi kita kehangatan dan tekstur klasik, sementara Blonde menyiapkan panggung untuk suara yang lebih terang dan kuat. Keduanya menjadi harta karun bagi pecinta tone vintage sejati.
Kalau kamu ingin tone klasik yang unik, creamy, dan soulful—Fender Brownface adalah jawabannya. Tapi kalau kamu mau ampli clean, loud, dan cocok buat surf atau country—Fender Blonde wajib kamu coba!
Jika Anda membutuhkan tambahan informasi lebih lanjut klik link berikut : Yamaha P-525
Fender: K&F, Woodie, dan Tweed. Ketiganya menjadi fondasi bagi suara legendaris yang kita kenal hari ini.
Dalam sejarah musik modern, amplifier bukan hanya alat penguat suara, tapi juga pembentuk karakter tone gitar yang ikonik. Sebelum lahirnya teknologi canggih masa kini, ada tiga era penting dalam perkembangan amplifier awal, khususnya dari Fender: K&F Woodie Tweed. Ketiganya menjadi fondasi bagi suara legendaris yang kita kenal hari ini.
K&F adalah singkatan dari Kauffman & Fender, sebuah kolaborasi singkat antara Doc Kauffman dan Leo Fender. Di sinilah awal mula amplifier Fender dilahirkan, meski belum mengusung nama "Fender" secara resmi.
Desain: Amplifier buatan K&F sangat sederhana dan buatan tangan (hand-wired). Casing-nya biasanya menggunakan bahan aluminium atau baja ringan.
Karakter Suara: Output-nya kecil, namun cukup untuk mengangkat suara gitar lap steel. Warm, raw, dan masih sangat "kasar".
Langka: Unit K&F sangat terbatas jumlahnya dan kini menjadi barang koleksi langka bernilai tinggi.
Meskipun singkat, fase K&F menjadi fondasi dari apa yang akan jadi brand amplifier paling berpengaruh sepanjang masa.
Setelah berpisah dari Kauffman, Leo Fender mendirikan perusahaan Fender Electric Instrument Company dan mulai merancang ampli dengan nama sendiri. Inilah awal dari Woodie amps.
Casing Kayu: Amplifier era ini dikenal sebagai "Woodie" karena casing-nya terbuat dari kayu solid yang dipernis seperti furnitur.
Model Terkenal: Fender Princeton, Deluxe, dan Professional termasuk di dalam lini ini.
Tone: Lebih bersih dan stabil dari K&F, tetapi masih terbatas dari segi headroom. Suara mulai memiliki karakter yang khas Fender—bersih, artikulatif, dan responsif.
Woodie amps adalah representasi murni dari eksperimentasi Leo Fender sebelum masa kejayaan besar tiba.
Masuk ke era Tweed, Fender mulai serius mengembangkan amplifier yang tidak hanya fungsional, tetapi juga tone-defining. Nama “Tweed” berasal dari kain pelapis berwarna kuning kecoklatan yang menyerupai bahan tweed pada pakaian.
Desain Ikonik: Pelapis tweed yang khas, sering kali dengan corak bergaris dan penutup kontrol di atas (top-mounted).
Model Legendaris:
Fender Champ – Ampli latihan dengan suara besar.
Fender Deluxe – Favorit musisi rock dan blues.
Fender Bassman – Awalnya untuk bass, tapi jadi inspirasi ampli gitar klasik seperti Marshall.
Karakter Suara:
Warm, crunchy overdrive saat volume dimaksimalkan.
Sangat cocok untuk blues, rockabilly, dan rock n’ roll awal.
Tone yang responsif terhadap dinamika permainan gitaris.
Era Tweed adalah masa di mana Fender benar-benar mendefinisikan sound amplifier klasik yang hingga kini masih diburu dan direproduksi.
Ketiga era ini— K&F WoodieTweed —mewakili perjalanan inovasi dan perubahan teknologi yang membentuk cara kita mendengar dan memainkan gitar elektrik saat ini. Mereka bukan hanya sejarah, tapi juga jantung dari tone klasik yang tak lekang oleh waktu.
Buat para pecinta gear, gitaris vintage, atau sekadar penggemar sejarah musik, memahami era awal amplifier seperti K&F, Woodie, dan Tweed memberikan perspektif tentang bagaimana suara "klasik" terbentuk. Dan semua itu dimulai dari eksperimen sederhana di bengkel Leo Fender.
Jika Anda membutuhkan tambahan informasi lebih lanjut klik link berikut : Yamaha P-515
Jadi, buat lo yang pengen belajar gitar atau malah pengen ningkatin skill gitar lo, Fender Play adalah pilihan yang sangat oke. Dengan fitur-fitur yang lengkap, materi yang terstruktur, dan cara belajar yang fleksibel, lo bisa jadi gitaris handal tanpa harus ribet.
Gitar itu salah satu instrumen yang bikin banyak orang pengen belajar, ya kan? Siapa sih yang nggak mau jadi jago main gitar? Cuma, masalahnya kadang tuh, buat bisa main gitar dengan lancar itu butuh effort banget. Nyari tutor, waktu latihan yang nggak fleksibel, atau cuma sekadar bingung mulai dari mana. Nah, buat lo yang lagi pengen belajar gitar tapi malas ribet, ada solusi keren nih: Fender Play Software. Ini bukan software biasa, guys, tapi tools yang bisa bikin perjalanan belajar gitar lo jadi lebih seru dan tentunya lebih cepet. Jadi, biar lo nggak bingung, yuk kita bahas lebih lanjut!
Jadi, Fender Play itu adalah platform online yang dibuat sama Fender, brand gitar legendaris yang udah dikenal hampir semua orang yang suka musik. Di sini, lo bisa belajar gitar, bass, bahkan ukulele lewat aplikasi yang bisa diakses lewat HP atau PC lo. Platform ini cocok banget buat lo yang nggak punya banyak waktu buat les fisik, karena lo bisa belajar kapan aja dan di mana aja. Jadi, kalau lagi nongkrong di kafe atau lagi gabut di rumah, tinggal buka Fender Play dan mulai latihan.
Fender Play itu dirancang buat semua orang, bahkan buat yang nggak ngerti apa-apa soal musik sekalipun. Interface-nya simple banget, jadi lo nggak bakal kebingungan pas pertama kali buka aplikasi. Ada berbagai pilihan genre, mulai dari pop, rock, blues, country, sampe metal. Jadi, lo bisa pilih sesuai selera musik lo. Semua instruksi dan video di Fender Play juga dijelasin dengan bahasa yang gampang dipahami. Nggak perlu takut kalau lo nggak ngerti teori musik, karena Fender Play bakal ngajarin lo dengan cara yang santai dan seru.
Salah satu hal yang bikin Fender Play kece adalah cara mereka nyusun materi pelajarannya. Lo nggak cuma diajarin teknik dasar kayak cara pegang gitar atau baca tabulasi, tapi juga ada materi yang lebih advanced yang bisa bikin lo berkembang lebih cepet. Gak perlu takut ketinggalan atau nggak ngerti, karena setiap pelajaran punya tingkat kesulitan yang bertahap. Jadi, lo bisa mulai dari dasar dan pelan-pelan naik ke level yang lebih tinggi. Asiknya lagi, semua materi di Fender Play dipandu sama instruktur yang udah berpengalaman, jadi lo bisa belajar dari orang-orang yang emang ngerti banget soal gitar.
Salah satu masalah yang sering banget ditemuin orang pas belajar gitar adalah waktu yang terbatas. Kadang lo pengen latihan, tapi jadwalnya nggak pas, atau nggak ada waktu di sela-sela aktivitas lainnya. Nah, Fender Play jawab semua itu. Lo bisa belajar kapan aja, di mana aja, dan sesuka hati. Mau latihan seminggu sekali, atau tiap hari, itu terserah lo. Ini bikin lo bisa lebih fokus dan semangat karena lo bisa ngelihat hasil latihan lo dalam bentuk progress yang jelas.
Fender Play ngasih lo pilihan lagu yang up-to-date, jadi lo bisa belajar lagu-lagu hits yang lagi viral, dari genre apapun. Lo bisa belajar lagu-lagu pop, rock, atau bahkan lagu-lagu TikTok yang lagi ngehits banget. Nggak cuma lagu baru, Fender Play juga punya banyak pilihan lagu klasik yang udah jadi evergreen, jadi lo nggak bakal kehabisan materi buat dipelajarin.
Mungkin lo pernah ngerasain frustrasi waktu belajar gitar, karena gak bisa lihat secara langsung cara ngelakuin teknik tertentu. Fender Play punya fitur video tutorial yang bakal ngasih lo instruksi step-by-step. Lo bisa ngikutin dengan gampang, karena video-video ini dirancang buat bisa ditonton dengan jelas. Selain itu, Fender Play juga punya fitur "Practice Mode" yang bikin lo bisa latihan dalam tempo yang lebih lambat, biar lo bisa ngerti detail dan tekniknya dengan lebih baik. Setelah lo mulai bisa, baru deh lo bisa tingkatin kecepatan biar sesuai sama tempo aslinya.
Jadi, buat lo yang pengen belajar gitar atau malah pengen ningkatin skill gitar lo, Fender Play adalah pilihan yang sangat oke. Dengan fitur-fitur yang lengkap, materi yang terstruktur, dan cara belajar yang fleksibel, lo bisa jadi gitaris handal tanpa harus ribet. Jangan ragu buat cobain Fender Play, karena di zaman sekarang, belajar musik nggak pernah semudah dan seseru ini!
Jika Anda membutuhkan tambahan informasi lebih lanjut klik link berikut : Yamaha P-500
Fender Red Knob emang jadi amplifier yang punya reputasi solid di kalangan gitaris. Dengan desain ikonik dan suara khas Fender, amplifikator ini masih jadi primadona meskipun sudah dihentikan produksinya.
Kalo kamu anak gaul musik, pasti udah nggak asing lagi sama brand Fender, kan? Ya, Fender emang terkenal banget dengan kualitas gitar dan amplifikator yang udah diakui di seluruh dunia. Nah, kali ini kita bakal bahas tentang salah satu amplifier Fender yang punya tampilan keren dan suara yang nggak kalah top, yaitu Fender Red Knob. Buat kamu yang penasaran, yuk, kita kulik lebih dalam tentang si amplifier legendaris ini!
Fender Red Knob, atau sering juga disebut Fender "The Red Knob" Series, adalah rangkaian amplifikator yang dirilis oleh Fender pada tahun 1980-an hingga 1990-an. Jadi, ini bukan produk baru, tapi meskipun sudah cukup lama, kualitas dan desainnya masih banyak dicari oleh para penggemar musik, terutama gitaris yang suka dengan tone khas Fender yang penuh karakter.
Nama "Red Knob" sendiri berasal dari desain knob atau tombol kontrol yang berwarna merah mencolok, yang memang jadi ciri khas dari amplifier ini. Tampilan knob merah ini juga jadi semacam simbol dari Fender Red Knob yang sangat mudah dikenali. Tapi jangan salah, meski namanya terkesan simpel, amplifikator ini punya banyak keunggulan yang bakal bikin kamu kagum, apalagi buat para gitaris yang butuh fleksibilitas dan kualitas suara.
Fender Red Knob dikenal karena fleksibilitas dan kualitas suara yang sangat menonjol. Apa sih yang bikin amplifier ini beda dari yang lain? Yuk, kita bahas beberapa alasan kenapa Fender Red Knob masih jadi idola.
1. Fleksibilitas Suara yang Super Keren
Salah satu alasan utama kenapa Fender Red Knob itu keren banget adalah fleksibilitas suara yang ditawarin. Amplifier ini dilengkapi dengan dua channel: clean dan overdrive. Channel clean-nya sendiri memberikan suara yang jernih dan tajam khas Fender, jadi cocok banget buat kamu yang suka main jazz, blues, atau pop.
Di sisi lain, channel overdrive-nya bisa menghasilkan distorsi yang tebal dan penuh karakter. Ini jadi favorit buat gitaris yang suka main rock, metal, atau genre-genre yang butuh distorsi lebih keras. Bahkan beberapa model Red Knob, seperti Fender Twin Red Knob, punya kemampuan untuk menghasilkan distorsi berat yang masih terdengar clean di beberapa frekuensi. Fleksibilitas semacam ini nggak bisa dipandang sebelah mata, terutama bagi kamu yang suka eksperimen dengan berbagai tone.
2. Desain dan Build Quality yang Kuat
Selain kualitas suara, desain fisik dari Fender Red Knob juga patut diacungi jempol. Dengan knob merah yang ikonik, amplifier ini nggak cuma kelihatan keren, tapi juga praktis. Jadi, saat lagi live performance atau latihan, kamu nggak perlu repot-repot nyari knob yang susah dijangkau.
Dari segi build quality, Fender Red Knob dibangun dengan material yang kokoh dan tahan lama. Ini penting banget, karena sebagai gitaris, kamu pasti nggak mau gear yang mudah rusak, apalagi kalau sering dibawa kemana-mana.
3. Tone Fender yang Gak Pernah Salah
Buat para gitaris yang udah akrab dengan Fender, kamu pasti tau kan kalo tone Fender itu punya ciri khas tersendiri? Nah, di Fender Red Knob, tone tersebut tetap dipertahankan. Bass yang punchy, mids yang warm, dan treble yang clear adalah ciri khas suara yang dihasilkan oleh Red Knob. Bahkan, meski ini adalah amplifier solid-state (bukan tube amp), kualitas suara yang keluar tetap terasa "analog" dan natural banget.
4. Harga yang Masih Terjangkau
Meskipun Fender Red Knob udah nggak diproduksi lagi (karena modelnya sempat dihentikan pada awal 2000-an), amplifier ini masih bisa ditemukan di pasaran second hand dengan harga yang terjangkau, tergantung kondisi dan modelnya. Ini jadi salah satu alasan kenapa banyak gitaris, terutama yang baru mulai, ngerasa Fender Red Knob jadi pilihan yang pas. Dapetin amplifier dengan kualitas dan fleksibilitas kayak gini dengan harga yang nggak bikin kantong bolong? Siapa yang nggak mau?
Tapi kalau kamu nggak masalah dengan ukuran besar dan lebih fokus ke kualitas suara, ini nggak bakal jadi masalah.
Selain itu, karena ini adalah produk yang sudah dihentikan produksinya, kamu harus lebih hati-hati saat beli second-hand.
Fender Red Knob cocok banget buat kamu yang suka main dengan berbagai macam tone. Dengan fleksibilitas channel yang bisa memberikan clean tone sampai distorsi berat, amplifier ini ideal buat gitaris yang main di banyak genre, dari rock, blues, hingga jazz. Kalo kamu juga sering main di berbagai venue, amplifikator ini bakal jadi andalan yang bisa ngasih suara terbaik di banyak kondisi.
Selain itu, kalau kamu seorang gitaris dengan anggaran terbatas tapi tetep pengen dapetin kualitas suara Fender yang legendaris, Fender Red Knob bisa jadi pilihan yang pas. Suara yang clean, overdrive yang smooth, ditambah dengan tampilan yang stylish, amplifikator ini bisa jadi companion yang solid dalam perjalanan musik kamu.
Fender Red Knob emang jadi amplifier yang punya reputasi solid di kalangan gitaris. Dengan desain ikonik dan suara khas Fender, amplifikator ini masih jadi primadona meskipun sudah dihentikan produksinya.
Kalo kamu lagi cari amp yang bisa ngasih tone Fender klasik tapi dengan harga yang lebih terjangkau, Fender Red Knob patut banget dipertimbangkan. Pastikan juga kalau kamu beli second-hand, cek kondisinya dulu, ya!
Jika Anda membutuhkan tambahan informasi lebih lanjut klik link berikut : Yamaha P-250