TEMPAT PARA PECINTA MUSIK TRENDING YANG KEKINIAN BANGET
Fender Zone Bass itu semacam outcast yang malah jadi keren karena perbedaannya. Dia bukan J-Bass, bukan P-Bass, tapi gabungan keduanya plus fitur tambahan yang bikin dia versatile abis.
Kalau ngomongin bass Fender, kebanyakan orang pasti langsung mikirnya ke Jazz Bass atau Precision Bass. Dua model legendaris ini emang udah kayak bapaknya dunia per-bass-an. Tapi, ada satu model yang sering banget kelewat padahal sebenernya gokil banget: Fender Zone Bass.
Serius deh, ini bass underrated parah. Mungkin karena dia nggak diproduksi lama-lama, jadi banyak yang nggak tau atau nggak sempet nyoba. Tapi buat lo yang suka bunyi versatile, neck yang enak dipegang, dan bentuk body yang sedikit nyeleneh tapi tetap kece, Zone Bass ini bisa jadi hidden gem lo selanjutnya.
Jadi, Fender Zone Bass pertama kali dirilis sekitar awal 2000-an. Dia bagian dari lini Fender Deluxe Series, tapi bukan yang dibuat di USA ya—kebanyakan yang lo temuin itu buatan Meksiko (Made in Mexico/MIM). Nah, ada juga versi Squier-nya, tapi itu beda cerita, kita fokus ke yang Fender dulu nih.
Waktu itu Fender lagi coba eksperimen dengan desain dan fitur yang agak beda dari seri-seri klasik mereka. Makanya Zone Bass ini punya beberapa fitur yang agak nyalahi pakem Fender, tapi in a good way.
Dari bentuk body aja udah keliatan, Fender Zone ini semacam campuran antara Jazz Bass dan Precision Bass. Body-nya lebih ramping dari P-Bass, tapi juga nggak terlalu sleek kayak J-Bass. Kontur-nya enak banget buat main sambil berdiri atau duduk, nggak bikin pegel walau main lama.
Material body-nya biasanya pake alder, kadang ada yang basswood juga, tergantung tahun produksi. Warna-warnanya juga cukup menarik, kayak Candy Apple Red, Black, sama Silver, yang semuanya punya vibes modern banget.
Neck-nya maple, fingerboard bisa rosewood atau maple tergantung varian. Yang enak dari neck-nya Zone Bass ini adalah feel-nya fast. Profil neck-nya itu modern C-shape, yang cocok buat lo yang suka main cepet atau slap-slapan.
Nah, ini nih yang bikin Zone Bass beda dari Fender lainnya. Dia punya pickup aktif, bro. Yes, aktif. Jadi udah built-in preamp dari sananya. Pickup-nya dua biji: satu split-coil di posisi P-Bass, satu lagi humbucker di bridge.
Yang bikin gokil, preamp-nya punya kontrol 3-band EQ (bass, mid, treble). Ini jarang banget lo temuin di Fender bass biasa, apalagi yang MIM. Jadi lo bisa shaping tone sesuai kebutuhan, dari yang low-end-nya dalem banget sampe high-end yang crisp dan cutting.
Lo mau main reggae, funk, rock sampe metal pun bisa disesuaikan. Tinggal puter-puter knob, beres. Suara bisa dari “ngedon” sampe “nyelekit”, tinggal lo mix aja sesuai selera.
Dari segi feel, Fender Zone ini cukup ringan dan balance. Nggak berat di kepala, nggak juga ngedrop ke bawah. Cocok banget buat lo yang suka manggung atau main jamming berjam-jam.
Neck-nya yang slim bikin gampang buat main teknik-teknik cepet, tapping, atau slap. Bahkan buat yang punya tangan agak kecil, ini enak banget karena nggak bulky. Fretnya juga rata, nggak ada dead spot, jadi smooth banget dari ujung ke ujung.
Action-nya bisa diset rendah tanpa buzz, berkat build quality yang surprisingly solid buat ukuran MIM. Intonasi juga stabil, dan tunernya cukup reliable. Walau bukan yang top-tier, tapi udah lebih dari cukup buat gig serius.
Jujur aja, nggak ada gear yang sempurna. Zone Bass ini juga punya minus-nya. Salah satu yang sering dikeluhin user adalah preamp-nya kadang agak noisy, terutama kalau baterai-nya udah mulai lemah. Jadi lo mesti rajin cek dan ganti baterai kalau udah mulai bunyi mendem atau muncul noise aneh.
Terus, karena ini model discontinued, parts-nya agak susah dicari. Jadi kalau lo mau modifikasi atau ganti-ganti komponen, mungkin harus usaha dikit lebih keras, apalagi buat dapetin pickup atau preamp aslinya.
Tapi selebihnya, nggak ada masalah besar. Build quality oke, tone gokil, dan look-nya juga beda dari Fender biasa. Malah, karena dia jarang, ada kesan exclusive gitu—nggak pasaran.
Karena udah nggak diproduksi, Zone Bass sekarang cuma bisa lo dapetin di pasar second. Tapi kabar baiknya, harganya belum meledak kayak beberapa model Fender lainnya. Biasanya ada di kisaran 5 sampai 8 jutaan, tergantung kondisi dan kelengkapan.
Kalau beruntung, lo bisa dapet di bawah harga itu. Worth it banget lah buat bass sekelas ini. Lo dapet build Fender, tone aktif, dan desain yang out of the box. Bandingin aja sama harga bass aktif lain dari brand besar, bisa lebih mahal tapi feel-nya belum tentu se-enak Zone.
Fender Zone Bass itu semacam outcast yang malah jadi keren karena perbedaannya. Dia bukan J-Bass, bukan P-Bass, tapi gabungan keduanya plus fitur tambahan yang bikin dia versatile abis.
Kalau lo bosen sama suara Fender yang itu-itu aja dan pengen eksplor lebih jauh tanpa harus ganti ke brand lain, Zone Bass ini pilihan tepat. Cocok buat segala genre, dan yang paling penting: bisa diandalkan.
So, kalau lo nemu Zone Bass di marketplace atau toko musik, apalagi kalau kondisi mulus dan harga masih oke, jangan mikir lama. Coba aja dulu, siapa tau malah jadi main bass favorit lo.
Jika Anda membutuhkan tambahan informasi lebih lanjut klik link berikut : Yamaha P145
Fender Starcaster Bass adalah pilihan buat lo yang berani tampil beda. Ini bukan bass yang lo beli karena “butuh,” tapi karena lo jatuh cinta sama karakter dan tampilannya.
Lo suka barang yang nyeleneh tapi classy? Gak mau jadi bagian dari “tim Jazz Bass atau Precision Bass lagi”? Lo pengen punya gear yang waktu lo bawa manggung, semua mata langsung ngelirik dan bilang “anjir, itu apaan?” Kalau lo jawab yes buat semua itu, berarti lo kudu kenalan sama si ganteng nyentrik ini: Fender Starcaster Bass.
Starcaster emang awalnya bukan bass, bro. Ini line-up gitar semi-hollow yang Fender luncurin di tahun 70an, pas mereka lagi nyoba-nyoba sesuatu yang beda banget dari image mereka yang safe dan clean. Tapi bass-nya? Baru nongol sekitar tahun 2013-an, bagian dari usaha Fender buat reissue barang-barang jadul yang underrated.
Dan jujur ya, dari semua reissue yang pernah mereka lakuin, Starcaster Bass ini termasuk yang paling berani. Karena Fender basically masuk ke dunia semi-hollow offset bass yang biasanya lebih identik sama merk-merk lain. Fender biasanya main aman di dunia solid-body, tapi kali ini mereka keluar dari zona nyaman. Respect.
Lo liat bentuknya aja udah langsung ketauan: gede, gemuk, tapi estetik parah. Ini adalah semi-hollow offset bass dengan body mirip-mirip gitar jazz klasik. Ada f-hole di body-nya yang ngasih nuansa vintage, terus finish-nya glossy yang bikin makin shiny di panggung.
Biasanya dateng dengan warna-warna elegan kayak Natural, Black, atau Sunburst, dan semuanya punya aura old-school banget. Tapi karena ini Fender, tetap kerasa solid dan gak murahan.
Neck-nya pake maple, fretboard-nya rosewood. Terus headstock-nya tuh gede banget, kayak hasil kawin silang antara Telecaster sama Jazz Bass. Kalo lo bawa ini ke studio, semua orang pasti notice. This bass got presence, bro. Period.
Ini bukan bass buat lo yang ngejar growl-nya Precision atau clarity-nya Jazz Bass. Starcaster Bass punya suara yang warm, round, dan ada karakter semi-acoustic yang gak lo dapet dari bass solid-body biasa.
Pake humbucker pickups, jadi output-nya tetap powerful, tapi ada depth dan body yang beda. Cocok banget buat main soul, R&B, jazz, indie, sampe lo-fi pop. Bahkan buat funk pun bisa, asal EQ-nya lo atur pas.
Tipe suara yang dia keluarin tuh kaya—ngisi space di mix tapi gak nyeruduk. Low-end-nya tebel tapi gak keruh. Mid-nya smooth. High-nya manis. Intinya, ini bukan bass buat lo yang pengen “nyerang,” tapi buat lo yang pengen “meluk” soundscape.
Jangan ketipu body-nya yang gede. Starcaster Bass surprisingly comfortable banget buat dimainin. Emang beratnya gak seringan short scale biasa, tapi masih aman buat lo yang udah biasa main 34” scale.
Tapi yang paling menarik: Starcaster ini punya medium scale 30.3” aja, bro! Jadi lebih pendek dari bass standar. Artinya, lebih gampang dimainkan, terutama buat lo yang suka main chord, fills, atau solo di register tinggi.
Neck-nya agak chunkier dari Jazz Bass, tapi tetap playable. Dan karena ini semi-hollow, dia juga lebih ringan dibanding solid-body bass yang ukurannya gede.
Oke, sekarang kita bahas jujur-jujuran soal plus minusnya.
Kelebihan:
Desain super unik dan standout
Suara warm dan penuh karakter
Cocok buat genre chill, soul, R&B, indie, jazz
Medium scale = lebih friendly buat tangan kecil atau buat main teknik chord
Value for money buat lo yang cari vibe vintage tanpa harus beli gear tahun 70-an
Kekurangan:
Gak cocok buat genre berat kayak metal atau punk
Gak semua amp cocok langsung; kadang perlu atur EQ agak lebih detail
Gede, jadi harus cari gig bag yang pas (dan gak semua toko punya)
Karena bentuknya nyentrik, lo harus pede bawa bass ini
Tapi lagi-lagi, ini soal karakter. Lo mau cari bass yang aman dan semua orang punya? Ambil Jazz atau P-Bass. Tapi kalo lo mau sesuatu yang berjiwa, berbeda, dan punya attitude, Starcaster Bass jawabannya.
Starcaster Bass cocok banget buat:
Musisi yang suka tone hangat dan vintage
Lo yang suka eksperimen sama genre lo-fi, indie, neo-soul, atau chill-hop
Bassist yang pengen tampil beda, tapi tetap fungsional
Producer yang pengen tone beda buat recording
Lo yang pengen bass dengan karakter vintage soul but fresh taste
Dan honestly? Ini juga bass yang cocok buat gitaris yang mau pindah ke bass, karena feel-nya gak jauh-jauh amat.
Harga barunya dulu ada di kisaran 10–13 jutaan, tapi karena sekarang udah discontinued, lo harus cari di pasar second atau reverb. Harganya tergantung kondisi, bisa naik kalau yang lo dapet masih mulus banget atau edisi finish langka.
Saran gue, cari yang udah upgrade bagian bridge atau nut-nya, karena kadang part aslinya agak susah cari spare-nya. Tapi overall, build quality-nya oke banget.
Closing Statement?
Fender Starcaster Bass adalah pilihan buat lo yang berani tampil beda. Ini bukan bass yang lo beli karena “butuh,” tapi karena lo jatuh cinta sama karakter dan tampilannya. Bukan buat semua orang, tapi justru itu yang bikin dia spesial.
Kalau lo suka yang mainstream, ini bukan buat lo. Tapi kalau lo tipe orang yang suka bilang, “I don’t follow the crowd,” nah—Starcaster Bass was literally built for you.
Jika Anda membutuhkan tambahan informasi lebih lanjut klik link berikut : Yamaha P140s
Karena bass ini udah gak diproduksi lagi, dan stoknya terbatas banget di pasaran, harganya bisa naik terus. Beberapa tahun belakangan ini udah mulai banyak yang cari Prophecy II karena desain dan karakternya yang unik.
Lo pernah denger nama Fender Prophecy II Bass? Kalo belum, lo gak sendiri sih. Soalnya ini bukan bass yang bisa lo temuin di setiap toko musik atau Instagram ads yang tiap hari muncul di feed. This is the kind of bass yang lo liat sekali terus langsung mikir, “Wah ini barang langka nih, harus gue punya!”
Jadi gini, Prophecy II ini adalah bagian dari seri Fender Prophecy yang sempet keluar di akhir tahun 80an, sekitar 1987–1988 gitu lah. Fender waktu itu lagi pengen nyoba sesuatu yang beda, keluar dari pakem klasik Precision sama Jazz Bass yang udah legendary banget itu. Mereka mikir, “Kenapa gak coba bikin bass yang lebih modern, lebih edgy, lebih... future?”
Dan hasilnya? Muncullah Fender Prophecy II Bass.
Pertama kali lo liat bass ini, lo pasti mikir, “Ini Fender?” Soalnya desainnya tuh gak kayak Fender pada umumnya. Body-nya punya shape yang lebih futuristik, agak-agak kayak bass buatan Jepang yang sering dipake buat musik fusion atau prog rock gitu. Bahkan ada yang bilang ini Fender rasa Ibanez. Gak salah juga sih.
Body-nya biasanya dari basswood, ringan tapi tetep solid. Lehernya maple dengan rosewood fretboard, dan finishing-nya glossy yang bikin keliatan clean banget. Headstock-nya juga beda dari Fender pada umumnya, lebih slim dan tajem. Fender bener-bener keluar dari zona nyaman mereka di sini.
Ini tipe bass yang kalo lo bawa manggung, pasti ada aja yang nanya, “Eh bro itu bass apaan? Keren juga, Fender tapi kok beda ya?” Nah, disitulah lo bisa flex dikit, bilang “Limited bro, Fender Prophecy II. Gak banyak yang punya.”
Nah ini dia yang bikin Prophecy II makin menarik: dia pake active pickups! Buat lo yang belum familiar, active pickup itu pake baterai (biasanya 9V) dan ngasih output yang lebih powerful, lebih clean, dan tone shaping-nya lebih fleksibel dibanding passive pickup biasa.
Di Prophecy II ini, lo bakal nemuin dual humbuckers yang dikembangin bareng sama Lace Sensor—salah satu brand pickup keren di era itu. Suaranya tuh tebel, tight, dan sustain-nya panjang. Cocok banget buat lo yang main genre modern kayak funk, jazz fusion, prog, bahkan metal pun bisa dilibas.
Kontrolnya juga lumayan lengkap: ada volume, tone, terus EQ aktif buat bass dan treble. Jadi lo bisa atur sound langsung dari bass-nya tanpa harus banyak utak-atik amp.
Bass ini ringan, neck-nya slim, dan action-nya bisa di-set rendah banget. Buat lo yang suka slap, tap, atau main cepet ala-ala Victor Wooten atau Marcus Miller, Prophecy II ini bakal jadi sahabat terbaik lo.
Karena pickup-nya aktif, setiap note yang lo mainin tuh kerasa jelas dan punya presence. Mainin ghost note, harmoni, atau chord pun masih bisa kebaca. Lo bakal ngerasa main lo jadi lebih clean dan precise.
Dan satu hal lagi—karena bentuk body-nya ergonomis, lo bisa main lama tanpa pegel. Enak banget buat jam session, rehearsal, atau manggung yang durasinya lebih dari sejam.
Setiap gear pasti ada plus-minusnya, dan Prophecy II juga gak luput dari itu. So here’s a quick rundown:
Kelebihan:
Desain unik, gak pasaran
Pickup aktif, tone fleksibel banget
Playability-nya mantep, cocok buat teknik modern
Build quality solid, standar Fender
Kekurangan:
Karena langka, parts-nya agak susah dicari
Gak semua orang suka bentuknya yang nyeleneh
Butuh baterai (jadi harus selalu sedia cadangan)
Harga second-nya bisa mahal, tergantung kondisi dan tahun produksi
Tapi kalo lo emang cari bass yang bisa jadi “statement piece” baik dari segi look maupun sound, ini salah satu pilihan yang patut dilirik. Bahkan bisa dibilang underrated.
Prophecy II ini cocok banget buat lo yang:
Bosan sama Jazz Bass atau Precision Bass standar
Suka sound aktif yang tebal dan modern
Sering main genre-genre eksperimental atau teknikal
Mau koleksi gear vintage yang beda dari biasanya
Tapi ya, kalo lo lebih suka tone klasik Fender yang punchy dan warm, mungkin Prophecy II bakal kerasa terlalu “digital” atau “modern.” It’s not for everyone, but that’s the point. Fender gak bikin ini buat semua orang—mereka bikin ini buat lo yang pengen beda.
Jawabannya: YES, kalau lo nemu dengan harga yang masuk akal.
Karena bass ini udah gak diproduksi lagi, dan stoknya terbatas banget di pasaran, harganya bisa naik terus. Beberapa tahun belakangan ini udah mulai banyak yang cari Prophecy II karena desain dan karakternya yang unik. Jadi bisa dibilang ini juga investasi, especially kalau lo nemuin yang kondisinya masih cakep.
Kalau lo dapet dengan harga antara 8–12 jutaan tergantung kondisi, itu bisa dibilang masih oke banget. Apalagi kalau lengkap sama hardcase orisinilnya. Tapi ya siapin budget lebih juga buat perawatan dan spare parts, just in case.
Jika Anda membutuhkan tambahan informasi lebih lanjut klik link berikut : Yamaha P121s
Performer Bass ini udah terbukti tahan banting, suaranya tajem, desainnya unik, dan vibe-nya beda. Dia bukan buat semua orang, tapi justru itu yang bikin dia spesial.
Lo anak band? Bassist? Atau sekadar penikmat gear keren? Kalau iya, dan lo lagi cari bass yang nggak pasaran tapi punya karakter kuat, lo harus kenalan sama Fender Performer Bass. Ini bukan Fender biasa, bro. Bukan Jazz Bass atau Precision Bass yang udah sering lo liat di panggung-panggung atau studio. Ini adalah hidden gem, bass langka yang cuma sempet diproduksi bentar, tapi suaranya bisa ngacak-ngacak dunia.
Biar nggak penasaran, kita bedah satu-satu kenapa Fender Performer Bass ini layak jadi barang incaran, apalagi buat lo yang pengen punya gear dengan nilai sejarah, suara buas, dan tampilan yang beda sendiri.
Fender Performer Bass pertama kali rilis tahun 1985. Pada masa itu, Fender lagi dalam masa transisi—baru aja lepas dari kepemilikan CBS dan berusaha nge-rebranding diri. Jadi mereka pengen coba hal-hal baru, yang out of the box. Nah, Performer Bass ini salah satu hasil eksperimen gila mereka.
Yang menarik, meskipun ini produk Fender, bass ini dirakit di Jepang, bukan di Amerika. Tapi jangan salah, tahun segitu Fender Jepang kualitasnya jempolan banget. Bahkan banyak gearhead bilang kalau produk Fender Japan di era itu bisa ngalahin US-made dari segi kualitas. Jadi, lo dapet craftsmanship Jepang dengan sentuhan desain Amerika.
Tapi sayangnya, karena masa produksinya singkat banget (cuma sekitar 1–2 tahun), nggak banyak unit yang beredar. Sekarang? Udah jadi barang buruan kolektor, bro.
Kalau lo pertama kali liat Performer Bass, pasti langsung notice: bentuknya beda banget dari Fender pada umumnya. Bodinya ramping, agak kontur, dan kesannya modern. Bahkan bisa dibilang agak futuristik kalau dibandingin sama P-Bass atau Jazz Bass yang lebih klasik.
Headstock-nya juga beda sendiri, lebih lancip dan edgy. Sekilas malah agak mirip desain-desain bass 80an yang condong ke arah rock dan metal. Tapi tetap ada sentuhan Fender-nya kok, cuma memang jelas ini bukan untuk yang pengen main aman.
Buat lo yang demen tampil beda, ini bass yang pas banget. Pake ini di atas panggung, auto diliatin orang. Banyak yang bakal nanya, "Ini bass apaan sih? Fender tapi kok bentuknya nggak kayak biasanya?"
Performer Bass dibekali pickup dual split-coil humbuckers, yang bentuknya lebih kotak, mirip soapbar. Tapi soal suara? Gokil banget. Lo bisa dapet tone yang tebel, growl-y, dan tetap tajem di top-end. Cocok buat slap, funk, sampai nge-rock juga masih oke banget.
Ada fitur coil tap juga, jadi lo bisa switch antara suara humbucker dan single-coil. Ini bikin lo punya dua karakter suara dalam satu alat. Versatile banget lah. Tinggal putar knob, lo bisa dapet suara yang lebih bersih, bright, atau yang lebih dark dan berat.
Kontrolnya simple tapi efektif: volume, tone, sama coil selector. Jadi nggak ribet di panggung, tapi tetap banyak opsi tonal.
Salah satu alasan banyak bassist suka banget sama Performer Bass adalah neck-nya yang super nyaman. Dia pake neck yang ramping dan tipis, cocok buat lo yang suka main cepat atau punya tangan kecil. Feeling-nya lebih kayak Jazz Bass tapi dengan body yang lebih slim.
Scale length tetap 34 inch, tapi berasa ringan banget di tangan. Fingerboard biasanya rosewood atau maple tergantung varian, dan fret-nya medium jumbo. Pokoknya enak buat jalanin groove panjang atau soloan.
Dan karena desain bodinya lebih compact, Performer Bass ini juga lebih enteng dibanding P-Bass. Cocok banget buat lo yang sering manggung dan butuh alat yang nggak bikin pundak pegal.
Performer Bass cuma diproduksi sebentar aja, dan nggak banyak yang dijual ke pasar luar Jepang waktu itu. Jadi sekarang dia udah jadi barang kolektor yang harganya terus naik. Bahkan ada yang bilang, beli Performer Bass tuh kayak investasi. Lo nikmatin mainnya sekarang, tapi harganya bakal naik terus.
Banyak musisi dan gearhead sekarang baru sadar kalau bass ini underrated banget. Suaranya bisa ngalahin banyak bass produksi massal yang sekarang harganya jauh lebih mahal. Tapi ya, karena langka, dapetinnya juga susah. Kadang lo harus hunting di eBay, Reverb, atau nyari orang Jepang yang masih punya stoknya.
Kalau lo:
Pengen tampil beda dari bassist-bassist lain
Suka suara humbucker tapi tetap fleksibel kayak Fender
Nyari feel neck yang enteng dan responsif
Tertarik sama gear langka dengan sejarah unik
...maka Performer Bass ini bisa jadi soulmate lo. Tapi kalau lo lebih suka tone klasik Fender atau butuh bass yang gampang cari spare part-nya, mungkin Performer bukan jalan ninja lo.
Jawabannya: definitely yes, kalau lo nemu dengan harga yang masuk akal. Performer Bass ini udah terbukti tahan banting, suaranya tajem, desainnya unik, dan vibe-nya beda. Dia bukan buat semua orang, tapi justru itu yang bikin dia spesial.
Ini bukan sekadar alat musik. Ini bagian dari sejarah Fender, yang cuma dikasih ke dunia sebentar aja. Dan kalau lo punya satu, lo bagian dari sedikit orang yang beruntung.
Jika Anda membutuhkan tambahan informasi lebih lanjut klik link berikut : Yamaha P120s
Fender Musicmaster Bass itu kecil-kecil cabe rawit. Dari tampilannya mungkin keliatan simpel dan biasa aja, tapi once lo colok dan main, lo bakal ngerasa ini bukan bass biasa.
Kalau lo termasuk anak band atau musisi yang doyan eksplorasi alat musik unik dan punya karakter beda, lo wajib kenal sama Fender Musicmaster Bass. Bass ini bukan bass biasa, dan bukan juga bass yang sering nongol di rak toko musik mainstream. Tapi justru karena dia nggak pasaran, banyak orang yang mulai ngelirik Musicmaster buat jadi senjata rahasia di atas panggung atau di studio. Ukurannya kecil, suaranya beda, dan vibe-nya tuh nyentrik banget—cocok buat lo yang pengen tampil beda tapi tetap solid di urusan groove.
Jadi, Fender Musicmaster Bass itu pertama kali keluar sekitar tahun 1971. Ini sebenernya bagian dari strategi Fender buat masuk ke market entry level. Mereka pengen bikin bass yang lebih terjangkau, gampang dimainkan, tapi tetap punya kualitas yang layak. Nah, Musicmaster ini lahir dari DNA Mustang Bass, tapi dibikin lebih simple. Bayangin kayak Mustang versi stripped-down. Tapi meskipun lo bisa bilang ini "bass murah" di zamannya, bukan berarti dia murahan. Justru, sekarang Musicmaster jadi salah satu vintage bass yang makin diburu karena tone-nya yang unik dan ukurannya yang super nyaman.
Body-nya kecil dan ramping, kayak hasil kawin silang antara Mustang dan Precision Bass versi mini. Gaya-nya simple banget, nggak banyak aksesoris, tapi justru itu yang bikin dia punya karakter. Lo bisa nemuin warna-warna klasik kayak black, white, daphne blue, sama fiesta red yang makin nambah aura retro-nya. Pickguard-nya gede dan biasanya putih atau hitam, tergantung tahun produksinya.
Neck-nya pake skala pendek, yaitu 30 inch, yang bikin bass ini enak banget buat lo yang punya tangan kecil atau pengen bass yang playable dan ringan. Feel-nya tuh effortless banget, cocok buat main lama tanpa bikin tangan tegang. Lo mau main groove pelan, slapping tipis-tipis, atau bahkan petikan cepat, semua bisa dilibas dengan nyaman. Ini juga jadi bass favorit banyak cewek musisi karena ringan dan mudah dikontrol. Tapi jangan salah, cowok juga banyak yang pake karena feel-nya adiktif.
Nah, bagian paling seru dari Musicmaster Bass ini adalah pickup-nya. Lo mungkin mikir, “Ah, pasti split-coil biasa kayak Precision,” tapi lo salah. Pickup yang dipake di Musicmaster Bass generasi awal itu sebenernya pickup gitar Stratocaster. Iya, pickup gitar. Makanya tone-nya jadi unik banget. Lo dapet karakter yang lebih bright, midrange-nya agak nge-pop, dan low-end yang nggak terlalu boomy. Cocok banget buat lo yang main genre kayak indie rock, alternative, funk, atau bahkan lo-fi. Ada semacam kejutan di tiap petikan yang nggak lo temuin di bass konvensional lainnya.
Cuma ada satu volume dan satu tone knob. Tapi justru simplicity itu yang bikin banyak musisi jatuh cinta. Lo nggak ribet, tinggal colok dan main. Dan walaupun kontrolnya sederhana, lo bisa dapet banyak variasi tone cuma dari cara lo main dan sedikit adjustment di tone knob. Mau yang lebih bright tinggal puter ke kanan, mau agak creamy tinggal turunin dikit. Easy.
Karena dibuat sebagai bass budget, Musicmaster sempet dianggap remeh di awal-awal kemunculannya. Tapi makin ke sini, banyak musisi dan produser yang justru cari sound kayak gini karena nyari sesuatu yang beda. Apalagi di dunia recording modern, karakter unik dari instrumen jadi nilai tambah. Bahkan banyak engineer yang bilang kalau Musicmaster Bass bisa duduk manis banget di mix tanpa harus banyak EQ. Jadi meskipun kecil dan simpel, dia punya tempat spesial di studio-studio keren.
Harganya bisa di kisaran 12 sampai 20 jutaan, tergantung kondisi dan keasliannya. Kalau lo nemu yang masih full original dan clean, itu udah termasuk investasi. Fender juga sempet bikin reissue dan varian Squier-nya, jadi ada juga versi yang lebih murah tapi tetep punya feel serupa. Tapi kalo lo bener-bener mau ngerasain vibe vintage yang autentik, ya yang tahun 70-an masih jadi juaranya.
Musicmaster ini juga enak banget buat lo yang suka ngulik dan modifikasi. Banyak orang ganti pickup-nya jadi bass pickup beneran, atau modif wiring-nya biar lebih fleksibel. Tapi banyak juga yang sengaja biarin original karena justru tone aneh dari pickup gitar itulah yang bikin Musicmaster jadi beda sendiri. Pokoknya ini tipe bass yang lo bisa bentuk sesuai karakter lo—mau dijadiin alat eksperimen, instrumen recording, atau bass harian juga oke banget.
Buat siapa Musicmaster Bass ini cocoknya? Buat lo yang:
Baru main bass dan pengen alat yang nyaman dan ringan
Punya tangan kecil atau pengen feel lebih chill
Suka karakter tone yang nggak pasaran
Main di genre alternatif, indie, atau funk
Pengen punya bass vintage yang unik tapi nggak terlalu berat di kantong
Tapi mungkin kurang cocok buat lo yang:
Pengen tone super deep dan low-end gede
Main di genre ekstrem kayak metal atau hardcore
Butuh bass dengan fitur modern dan tone shaping kompleks
Intinya, Fender Musicmaster Bass itu kecil-kecil cabe rawit. Dari tampilannya mungkin keliatan simpel dan biasa aja, tapi once lo colok dan main, lo bakal ngerasa ini bukan bass biasa. Feel-nya enak, tone-nya unik, dan desainnya punya karakter sendiri yang bikin lo langsung jatuh cinta. Buat lo yang pengen punya gear beda dari yang lain tapi tetap usable di banyak situasi, Musicmaster Bass ini pilihan yang nggak akan nyesel. Kadang, hal paling keren itu justru datang dari yang kecil dan sederhana.
Jika Anda membutuhkan tambahan informasi lebih lanjut klik link berikut : Yamaha P115
Fender Coronado Bass itu kayak hidden gem dari Fender yang nggak banyak orang tahu, tapi punya potensi gede banget.
Lo semua pasti udah sering liat atau denger soal Jazz Bass, Precision Bass, Mustang Bass, dan kawan-kawannya. Tapi ada satu model dari Fender yang bisa dibilang underrated tapi punya karakter unik banget: Fender Coronado Bass. Bass ini bukan cuma punya tampilan yang nyentrik, tapi juga suara dan feel yang beda dari kebanyakan bass Fender lainnya. Buat lo yang demen tampil beda, Coronado bisa banget jadi pilihan yang out of the box tapi tetep punya soul Fender.
tepatnya 1966. Fender waktu itu lagi pengen coba-coba masuk ke pasar semi-hollow bass dan guitar, yang waktu itu dikuasain sama Gibson sama Gretsch. Makanya mereka ngeluarin Coronado, dan harus diakui, ini langkah yang cukup berani. Fender yang biasanya main di jalur solid body, tiba-tiba bikin instrument dengan body semi-hollow yang kelihatan jauh dari desain khas mereka. Tapi ternyata, justru itu yang bikin Coronado punya daya tarik tersendiri.
Secara tampilan, Coronado Bass ini langsung keliatan stand out. Body-nya gede, hollow, dan punya f-hole di bagian atas, persis kayak gitar jazz klasik. Buat lo yang demen gaya retro atau vintage, ini udah pasti eye-catching banget. Tapi jangan cuma liat dari tampilannya doang, karena feel dan sound-nya juga punya warna yang beda banget dari Jazz Bass atau Precision Bass. Ini bass yang lebih mellow, lebih “open” suaranya, dan cocok banget buat lo yang main di genre-genre kayak indie rock, blues, jazz, atau pop yang chill.
Bicara soal feel, karena dia semi-hollow dan pake short scale neck (30 inch), Coronado Bass ini enak banget dimainkan. Neck-nya nggak terlalu tebal, fingerboard-nya smooth, dan karena body-nya nggak seberat Jazz atau Precision Bass, lo bisa main lama tanpa pegel. Buat lo yang punya tangan kecil atau baru belajar bass, ini jadi nilai plus banget. Bahkan buat lo yang udah expert pun, feel dari Coronado bikin lo ngerasain vibe main yang lebih organik dan santai.
Fender naro dua humbucker di bagian neck dan bridge—biasanya pake pickup DeArmond di model vintage-nya. Pickup ini ngasih suara yang lebih warm dan rounded, tapi tetap punya attack yang cukup buat cutting di mix. Jadi walaupun dia semi-hollow dan tone-nya agak “airy”, lo masih bisa dapet clarity yang jelas. Ini bikin Coronado cocok banget buat bassline yang butuh warna, bukan cuma nge-jaga beat doang.
Tone control-nya juga simple—lo dapet volume dan tone knob untuk masing-masing pickup, plus selector switch buat milih pickup mana yang lo mau aktifin. Simpel tapi efektif. Lo bisa dapetin tone yang full dan jazzy dari pickup neck, atau lebih bright dan defined dari pickup bridge. Atau kalau lo mau dapet blend yang lebih kompleks, tinggal gabung dua-duanya. Cocok buat lo yang suka ngulik tone tapi nggak mau ribet sama EQ digital segala macam.
Sayangnya, Coronado Bass ini sempet berhenti diproduksi di tahun 1972. Mungkin karena pasar waktu itu belum siap atau karena Fender terlalu jauh keluar dari zona nyaman mereka. Tapi setelah itu, bass ini jadi buruan kolektor karena desainnya yang unik dan sound-nya yang beda sendiri. Bahkan Fender sempet nge-reissue Coronado Bass di awal 2010-an lewat seri Modern Player, tapi produksinya juga nggak lama. Jadi, sekarang model ini bisa dibilang cukup langka—kalau lo nemu yang original tahun 60-an atau versi reissue-nya, mending langsung diambil sebelum nyesel.
Versi vintage-nya bisa tembus puluhan juta tergantung kondisi dan keasliannya. Tapi buat versi Modern Player reissue, biasanya masih bisa lo dapet di kisaran 10–15 jutaan. Buat lo yang bener-bener cari karakter dan bukan cuma spek teknis, ini jelas worth it. Karena yang lo beli bukan cuma alat musik, tapi juga sejarah dan karakter yang nggak bisa lo dapet dari bass mainstream lainnya.
Buat siapa sih Coronado ini cocoknya? Jawabannya: buat lo yang pengen beda. Lo yang udah bosen sama tone P-Bass dan J-Bass, lo yang pengen sound lebih “kayak gitar” tapi tetap punya kekuatan bassline, atau lo yang demen tampil dengan estetika vintage. Coronado juga cocok banget buat lo yang main di band indie, soul, dream pop, atau folk—pokoknya yang butuh bassline lebih warna-warni, bukan cuma sekadar beat holder.
Tapi, kalau lo tipe yang suka main genre super agresif kayak metal atau hardcore, Coronado mungkin bukan buat lo. Resonansi dari body semi-hollow bisa bikin feedback kalau lo nggak hati-hati, terutama di volume tinggi. Selain itu, tone-nya cenderung smooth dan warm, bukan yang punchy dan tight kayak bass solid body biasa. Jadi ya, balik lagi ke kebutuhan lo di genre apa dan sound kayak gimana yang lo cari.
Intinya, Fender Coronado Bass itu kayak hidden gem dari Fender yang nggak banyak orang tahu, tapi punya potensi gede banget. Lo bisa dapet feel vintage, desain keren, dan tone yang soulful dalam satu paket yang unik. Kalau lo pengen bass yang nggak pasaran dan bisa bikin lo tampil beda secara visual maupun musikal, ini adalah salah satu pilihan terbaik.
Kadang, jadi beda itu bukan soal ngikutin tren, tapi soal nemuin karakter lo sendiri. Dan Fender Coronado Bass adalah alat yang bisa bantu lo nunjukin karakter itu lewat musik.
Jika Anda membutuhkan tambahan informasi lebih lanjut klik link berikut : Yamaha P105