Pada era awal 1980-an, Yamaha memperluas lini piano elektrik Combo Piano (CP) yang telah sukses dengan model-model seperti CP‑70 dan CP‑80. Pada tahun 1982, Yamaha merilis CP‑7, instrumen terakhir seri CP yang masih menggunakan teknologi analog sebelum transisi ke digital stage piano usa.yamaha.com. CP‑7 muncul sebagai puncak evolusi, menghadirkan 5 oktaf suara grand dan berbagai pilihan suara elektrik seperti harpsichord.
2. Desain dan Spesifikasi Fisik
-
Jumlah tuts: 61 tuts, menjadikan CP‑7 lebih ringkas dibanding CP‑80 yang memiliki 88 tuts.
-
Jenis mekanik: Aksi hammer seperti piano akustik, memberikan sentuhan responsif dan autentik.
-
Pickup & Amplifikasi: Menggunakan pickup piezo, amplifier dipadu speaker internal stereo yang sudah tertanam reverb.comforum.vintagesynth.com.
-
Kontrol suara: Terdapat rotary dan slider untuk memilih suara—termasuk Piano 1 & 2, Harpsichord 1 & 2—dan tentunya fitur mixing suara dari berbagai preset reverb.com.
Bobot dan ukuran: bobot relatif ringan untuk grand elektrik, membuatnya mudah dibawa namun cukup besar untuk panggung dan studio.
3. Inovasi Teknis dan Suara
CP‑7 mempertahankan struktur suara analog dari seri sebelumnya, namun menawarkan variasi tone:
-
Rotary switches untuk memilih tipe suara piano/harsichord.
-
Dual speaker system memberikan suara stereo mendalam.
-
Mixer onboard, memungkinkan kombinasi suara untuk menciptakan karakter yang unik reverb.com.
Suara CP‑7 dikenal keras, jernih, dengan harmonik kaya dan resonansi yang menembus mix—ideal untuk perform live era rock dan pop awal 80-an.
4. Karakteristik Output dan Portabilitas
-
Output line-internal: tidak tinggi, membuat instrumen cocok dimainkan langsung tanpa mic tambahan.
-
Portabilitas: meski masih memerlukan dua teknisi untuk transport, modul desain dari CP‑70/80 diturunkan ke CP‑7 dengan kesederhanaan dan kepraktisan.
Bobotnya memang lebih ringan ketimbang grand piano akustik, namun tetap mencerminkan instrumen berkualitas tinggi untuk panggung profesional.
5. Keunggulan CP‑7
A. Suara dan Aksi Akustik
Dengan mekanik hammer dan steel string asli, sensasi tuts terasa nyata, lengkap dengan sensitivity dan dinamika yang kaya en.wikipedia.orgen.wikipedia.org.
B. Suara Suara Elektronik Preset
Tersedia beberapa pilihan suara preset, termasuk harpsichord—menyediakan fleksibilitas genre dari klasik hingga pop/rock.
C. Kemudahan Live
Speaker stereo internal dan dummy output audio berarti musik live bisa langsung diluncurkan tanpa rig suara tambahan.
D. Stabilitas Tuning
Tanpa papan resonansi, tuning lebih stabil, cocok untuk tur panjang dan variasi kondisi lingkungan en.wikipedia.orgen.wikipedia.org.
6. Kekurangan Relatif
-
Tidak memiliki MIDI: berbeda dari CP‑70M/80M, CP‑7 tidak mendukung kontrol atau sinkronisasi dengan synthesizer/modular setup.
-
Maintenance: meski stabil, butuh penyetelan mekanik dan pemeliharaan suara untuk memastikan performa optimal.
-
Berat dan ukuran: meski portabel untuk kelasnya, tetap memerlukan beberapa orang untuk pengangkutan.
7. Era Transisi ke Digital
CP‑7 menjadi simbol transisi dari era analog ke digital. Setelahnya, Yamaha fokus pada stage piano digital seperti CP‑40/73/88 dan seri Reface. CP‑7 menjadi model nostalgik dari era analog usa.yamaha.com.
8. Penggunaan Nyata di Musik
Model ini banyak digunakan di panggung dan studio musik 80-an. Layout 61 tuts memadai untuk lagu lagu pop. Meski pengguna terkenal CP‑70/80, CP‑7 mewakili gaya era awal namun masih memiliki karakteristik panggung yang kuat en.wikipedia.orgen.wikipedia.org.
9. Perbandingan dengan Seri Lain
Model | Oktaf | MIDI | Pickup | Speaker | Suara Analog |
---|---|---|---|---|---|
CP‑7 | 61 | × | Piezo | Stereo | ✔ |
CP‑70 | 73 | ×/D/M | Piezo | External | ✔ |
CP‑80 | 88 | ×/D/M | Piezo | External | ✔ |
CP‑7 lebih ringkas tapi tetap mampu menawarkan karakter CP sejati: suara natural, kontrol analog, tak ada digitalisasi.
10. Kolektibilitas dan Nilai Sejarah
Kini CP‑7 jarang ditemukan di pasaran—menjadi trivia langka pemiliknya. Harganya terbilang stabil karena status kolektibel dan nostalgia era analog.
Musisi retro pop, kolektor piano elektro akustik, dan band tribute 80-an bisa menghargai keunikan suara dan estetika CP‑7—yang tidak bisa ditiru oleh digital piano modern.
11. Perawatan dan Tips
-
Tuning rutin memastikan resonansi tetap tajam.
-
Pelumas mekanik menjaga respons tuts tetap lembut.
-
Pembersihan pickup dan speaker menjaga kejernihan sinyal.
-
Casing dan stand profesional diperlukan agar suara tidak retak saat generik transport.
12. Siapa yang Tepat Menggunakan CP‑7?
-
Keyboardist nostalgik 80-an, menginginkan suara elektro-akustik otentik.
-
Produser rekaman vintage, menginginkan karakter suara alami tanpa digitalisasi.
-
Kolektor instrumen analog yang mengabadikan era kematangan mekanik analog akustik.
Yamaha CP‑7 adalah simbol akhir dari era piano analog sebelum dominasi digital. Meskipun tak ber-MIDI dan hanya 61 tuts, ia menyimpan kekayaan suara, karakter analog, dan aura vintage yang khas.
Bagi mereka yang menghargai tekstur suara hammer-string asli, respon mekanik grand piano, dan estetika era 80-an, CP‑7 adalah pilihan langka yang menghadirkan nostalgia dan kualitas performa panggung.
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut klik link berikut : Yamaha Electone MC‑200